Rabu, 30 November 2011

Rosa dan Pora-Pora Danau Toba

Catatan harian Laris Naibaho



Rosa. Rosa Rosdayanty lengkapnya. Datang dan berkunjung ke Barkah. Dia buat kejutan, dengan membawa oleh-oleh Zuppa soup. Tak tanggung-tanggung : 20 mangkok. Jdilah kami berpesata ria. Ini terjadi 28 November 2011. Dua hari yang lalu.
Makanan sebanyak itu tentu tak kusantap sendirian. Loper-loperku dohot Inang ni dakdanahi, ikut pulalah mengganyang. Ludes. Karena enak tentunya. Enakk!

Siapa Rosa? Dialah sahabatku, seorang wanita gigih dan tak kenal menyerah. Dia seorang EO, yang mengerjakan segala sesuatunya dengan penuh tanggungjawab. Dialah yang membuatku pe de, mengerjalan Loper's Day, sebanyak 3 kali. Dengannya aku merasa nyaman, karena sangat bertanggungjawab terhadap tugas yang dibebankan padanya.

Itulah Rosa, yang kreatif, bahkan mungkin sangat kreatif. Setelah membeli 10 kotak Pora-pora dagangan ku dan menghabiskannya, dia langsung menciptakan sambal yang cocok mendampingi pora-pora ku. Maka, kalau kelak ada iklan pora-pora termasuk sambalnya, permohonanku, jangan remove aku dari daftar pertemanan. Siapa pun kalian, termasuk yang tidak suka bahkan yang membenciku. Rosa mengatakan begini, " Aku bukan orang Batak, tapi kalau pora-pora ini kelak menjadi setara atau lebih seperti ikan bandeng dari Surabaya, bukankah akan menaikkan gengsi nelayan Danau Toba?" Aku terharu. Dan lalu kami bermaksud membuat pesta taman, yang lauk andalannya adalah Pora-pora. Semoga terwujud. Terima kasih Rosa. Terima kasih Partoba Pangaribuan, terima kasih juga Aline, Marnaek.

Senin, 28 November 2011

Kisah Terjadinya Pulau Malau

Diambil dari kumpulan artikel yahoogroups Batak-Gaul 

Nantinjo adalah putri bungsu dari Guru Tatea Bulan/Sibaso Bolon dari sepuluh bersaudara, anak yang pertama adalah Raja Uti, ke dua Saribu Raja, ke tiga Limbong Mulana, ke empat Sagala Raja, ke lima Lau Raja sedangkan perempuan yang pertama adalah Biding Laut, ke dua Boru Pareme, ke tiga Anting Haumasan, ke empat Sinta Haumasan dan ke lima Nantinjo. --cut--.
 
Semasa hidupnya, Nantinjo mengalami penderitaan yang cukup berat, sebab ketika lahir kedunia ini saja dia tidak sempuma, dikatakan wanita bukan, pria juga bukan. Pada saat umurnya sepuluh tahun kedua orang tua Nantinjo telah di panggil Yang Kuasa. Semenjak ditinggal kedua orang tuanya semakin beratlah penderitaan yang dialaminya. Nantinjo tinggal bersama abangnya Limbong Mulana, karena yang tinggal dikampung pada saat itu hanyalah ketiga abangnya Limbong Mulana, Sagala Raja serta Lau Raja, sedangkan abangnya Raja Gumeleng-Geleng telah pergi dibawa oleh Yang Kuasa kepuncak Gunung Pusuk Buhit. Abangnya yang nomor dua Saribu Raja telah pergi juga merantau entah kemana rimbanya, dikarenakan adanya skandal cinta dengan adiknya sendiri Boru Pareme.
 
Kemelut keluarga yang begitu hebat telah melanda keluarga Nantinjo sehingga abangnya yang nomor tigalah yang harus bertanggung jawab atas diri Natinjo sepeninggal kedua orang tuanya. Walaupun Nantinjo tinggal dirumah abangnya sendiri, penderitaan yang dialaminya sangat berat karena begitu besar tanggungjawab yang dibebankan abangnya terhadap dirinya mulai dari mengurus rumah, mengasuh anak-anak, serta mencari bahan makanan ke hutan. Dan yang membuat hati Nantinjo sangat menderita apabila Nantinjo salah sedikit saja pastilah dia mendapat hukuman dari abangnya. Siksaan demi siksaan diterima Natinjo hari lepas hari dari abangnya tersebut. Meskipun begitu berat penderitaannya Nantinjo pasrah, sebab tumpuan harapan pengaduannya telah pergi merantau entah kemana.
 
Nantinjo mempunyai keahlian bertenun, maklumlah pada saat itu dia harus bertenun jika ingin mempunyai pakaian. Setiap bertenun, Nantinjo selalu melantunkan syair lagu penderitaannya dengan berlinang air mata sambil memohon kepada yang Kuasa agar ditunjukkan jalan padanya untuk dapat keluar dari deritanya. Melihat dan mendengar penderitaan serta jeritan hati Nantinjo, Yang Kuasa akhirnya menunjukkan jalan keluar kepada Nantinjo. Pada suatu saat datanglah abangnya Lau Raja bertamu kerumah Limbong Mulana, melihat adiknya sedang menangis hatinya sedih, sebagai abangnya Lau Raja penasaran dan bertanya kepada sang adik, mengapa engkau menangis Nantinjo? namun pertanyaan abangnya itu bukan membuat Nantinjo diam malah membuat tangisan Nationjo semakin keras. Lau Raja pun mendekati adiknya, dipeluk dan dihibur adiknya dengan penuh kasih sayang sambil bertanya ada apa gerangan yang membuat hati adiknya begitu pilu dan sedih? Sadar bahwa abangnya begitu sayang kepadanya, Nantinjo akhirnya menceritakan segala 
penderitaannya dan menunjukkan luka dipunggungnya akibat siksaan yang kerap dilakukan abangnya Limbong Mulana kepadanya.
 
Tanpa sadar Lau Raja memanggil nama ibunya “Sibaso Bolon” sambil berujar “teganya kamu Ibu, membiarkan putri bungsumu mengalami penderitaan yang begitu berat dan tidak berkesudahan”. Sambil membelai adiknya, Lau Raja mengajak Natinjo pergi dari rumah Limbong Mulana dan ia berjanji akan menyayangi Natinjo. Mendengar ucapan dan janji abangnya, Nantinjo langsung mengikuti ajakan Lau Raja. Akhirnya Lau Raja membawa Nantinjo ke Simanindo Pulau Samosir tempatnya tinggal. Semenjak tinggal dengan Lau Raja. Nantinjo merasa senang, tenang dan bahagia. Nantinjo diberi kebebasan untuk melakukan kesenangannya bertenun walaupun abangnya miskin .
 
Hari lepas hari berganti, tak terasa Nantinjo sudah mulai berkembang menjadi gadis remaja yang anggun, cantik dan bersahaja. Kecantikan wajah dan sikap Nantinjo yang tidak pernah membedakan teman-temannya semakin menambah harum namanya terlebih dikalangan pemuda. Nantinjo menjadi gadis pujaan semua lelaki baik dikampungnya maupun dari kampung seberang danau toba. Seorang pemuda dari perkampungan (Huta) Silalahi sangat tertarik kepada Nantinjo dan ingin menjadikannya sebagai pendampingnya seumur hidup. Tanpa mengadakan pendekatan kepada Nantinjo, pemuda tersebut langsung meminta kedua orang tuanya untuk segera meminang Nantinjo. mendengar permintaan sang anak, orang tua pemuda tersebut sangat senang dan bangga ternyata putra mereka bemiat meminang bunga desa dari Simanindo.
 
Tanpa membuang banyak waktu, pihak keluarga tersebut akhirnya berangkat beserta rombongan ke rumah Lau Raja. Dengan maksud untuk meminang Nantinjo yang akan dijadikan istri dari putranya. Setelah mendengar dan mendapat pinangan tersebut, Lau Raja mengundang kedua abangnya Limbong Mulana dan Sagala Raja untuk mengadakan rapat keluarga, untuk menentukan apakah pinangan tersebut diterima atau tidak.

Ternyata, kedua abangnya mempunyai pendapat yang sama yaitu menerima pinangan tersebut. Namun Lau Raja berpendapat bahwa Nantinjo yang harus menentukan keputusan itu, diterima atau tidaknya lamaran tersebut. Kemudian mereka memanggil Nantinjo untuk hadir dalam rapat keluarga tersebut, dan mempertanyakan kepada Natinjo apakah ia bersedia menerima pinangan pihak laki-Iaki dari seberang danau toba itu? Sadar akan keberadaan dirinya yang laki-laki bukan perempuan juga bukan dengan spontan Nantinjo menjawab bahwa dirinya belum siap untuk berumah tangga. Dengan alas an Natinjo ingin menyelesaikan tenunannya terlebih dahulu agar dia bisa memakainya suatu saat nanti jika ia telah siap untuk berumah tangga.

Namun abangnya Limbong Mulana tidak memperdulikan jawaban Nantinjo dan tidak memberikan kesempatan kepada Nantinjo untuk menolak. Katanya “kamu harus menerima pinangan tersebut”. Mendengar paksaan dari abangnya itu tanpa sadar air mata Nantinjo menetes dipipi, dia berpikir tidak akan bisa melawan keinginan abangnya Limbong Mulana. Nantinjo melayangkan pandangan kepada abangnya Lau Raja dengan harapan dapat membela dirinya, namun Lau Raja pun tidak dapat membela adik yang sangat disayanginya itu karena dia sendiripun takut akan amarah abangnya Limbong Mulana. Melihat situasi seperti itu Nantinjo hanya dapat menangis dan menjerit meratapi nasibnya dalam hati.
 
Hanya Nantinjo sendiri yang tahu siapa dirinya yang sebenarnya. Ketiga abangnya tidak mengetahui bahwa Nantinjo tidak sempurna dilahirkan kedunia ini sebagai seorang wanita. Nantinjo menolak karena dia menyadari bahwa dia tidak akan dapat membahagiakan calon suaminya dikemudian hari. Nantinjo berusaha berpikir keras, alasan apalagikah yang tepat untuk dapat menolak lamaran tersebut.
 
Nantinjo terus berfikir, berusaha mencari alasan untuk menolak lamaran tersebut. Akhirnya dia mendapat ide dan mengatakan kepada abangnya: “saya bersedia menerima pinangan dengan syarat pihak laki-laki itu harus dapat menyediakan emas satu perahu penuh serta uang ringgit satu perahu penuh” Mendengar persyaratan yang diberikan Nantinjo ternyata orang tua calon suaminya siap memenuhi permintaannya itu, bahkan calon mertuanya mengatakan lebih dari permintaanmu kami dapat kami penuhi.
 
Setelah kedua belah pihak sepakat, pihak lelaki kembali ke kampungnya diseberang Pulau Samosir. Keesokan harinya, pihak laki-laki itupun datang kembali beserta rombongan dengan membawa persyaratan yang diminta Nantinjo, yaitu emas satu perahu dan ringgit satu perahu.
Melihat emas satu perahu dan ringgit satu perahu keserakahan Limbong Mulana timbul, sikapnya langsung berubah lembut kepada Nantinjo. Dengan lembut Limbong Mulana mengatakan kepada adiknya “sekarang kamu tidak memiliki alasan lagi untuk menolak pinangan calon suamimu itu adikku, sebab calon mertuamu sudah memenuhi permintaanmu disaksikan ketiga abang¬abangmu serta khalayak ramai. Begitu tulusnya calon mertuamu menjadikan kamu sebagai menantu, dan sebagai abangmu yang tertua diantara kami, aku memutuskan bahwa kamu harus berangkat saat ini juga ikut dengan suamimu, Doa Restu dari kami abang-abangmu menyertai keberangkatanmu. Kami mendoakan kiranya Tuhan memberikan kebahagian lahir maupun batin kepada kamu” kata Limbong Maulana panjang lebar.
 
Dengan hati yang hancur Nantinjo menatap abangnya satu persatu sambil berkata kepada abangnya Lau Raja : “Jikalau memang saya harus berangkat untuk berumah tangga dengan calon suami saya yang bukan pilihan hati saya, tetapi dikarenakan godaan emas dan ringgit satu perahu, ternyata kalian tega memaksa saya untuk berumah tangga, bagiku tidak ada pilihan kecuali menerima namun permintaanku pada abang :” Kumpulkanlah semua apa yang menjadi milikku termasuk alat yang selalu kupakai untuk bertenun. Bambu turak ini tempat benang tenunku tolong tanamkan di ujung desa ini, suatu saat nanti semua keturunan Bapak dan Ibuku akan melihat dan mengingat saya yang penuh dengan penderitaan.”
 
Lau Raja memenuhi permintaan adiknya dan berjanji akan melaksanakannya. Nantinjopun akhirnya menaiki perahu kesayangannya dan berangkat meninggalkan kampung itu mengikuti rombongan calon suaminya. Sambil mendayung perahu hati Nantinjo terus gusar. Dia tidak dapat membayangkan apa yang bakal terjadi setelah sampai dikampung calon suaminya nanti. Kegundahan dan kekalutan pikiran Nantinjo tidak menemukan jawaban, kemudian Nantinjo memohon dan berseru kepada ibunya Sibaso Bolon, “Bu, mengapa ini harus terjadi, seandainya dahulu ibu cerita kepada semua  abangnya tentang keadaan Natinjo yang sebenarnya, mungkin ini tidak akan terjadi. lbulah yang bersalah serlo Limbong Mulana yang tergoda dengan emas dan ringgit satu perahu”. Dengan hati yang sangat pilu Nantinjo bertanya kepada Ibunya, “masihkah lbu sayang pada putrimu ini? kalau lbu benar-benar masih sayang dengarkanlah jeritan hati putrimu ini yang pal¬ing dalam. lbu! saya tidak mau berumah tangga sebab itu hanya akan membuat aib dikeluarga, Putrimu ini rela berkorban demi nama baik keturunan Bapak dan lbu di kemudian hari. Saya tahu ibu dapat berkomunikasi langsung dengan Yang Kuasa, Pintalah kepada Yang Kuasa agar saya lepas dari penderitaan ini dan persatukanlah saya dengan ibu”. Mendengar jeritan sang putri yang sangat memilukan hati, ibunya pun meminta kepada Yang Kuasa. Maka seketika itu juga turunlah hujan yang sangat lebat, angin dan badaipun datang menerjang perahu Nantinjo. Gemuruh ombak disertai halilintar turut menangis melihat penderitaan Nantinjo. Akhirnya perahu Nantinjopun tenggelam ditelan ombak danau toba. Nantinjo menemui ajalnya seketika itu juga. Ketiga abangnya yang menyaksikan hal itu merasa bersalah serta takut.
 
Bahkan setelah Limbong Mulana memeriksa emas dan ringgit satu perahu yang diberikan calon suami adiknya ternyata hanya diatasnya saja emas dan ringgit dibawahnya hanya gundukan pasir dan tanah. Penyesalan yang timbul selalu datang terlambat, apa mau dikata Nantinjo sudah tenggelam kedasar danau toba.
 

Keesokan harinya disaat orang masih tertidur pulas Lau Raja pergi kepantai tempat perahu Nantinjo diberangkatkan dengan harapan dapat menemukan adiknya hidup maupun mati. Ditelusurinya sepanjang pantai namun 
tidak ditemukan jasad adiknya. Sambil menangis tersedu-sedu Lau Raja meminta dalam hatinya kepada Yang Kuasa agar jasad adik yang disayanginya dapat ditemukan.
 
Sayup-sayup Lau Raja mendengar bisikan: “Adikmu Nantinjo sudah saya bawa ketempat yang aman, sekarang dia bersama ibumu. Anakku hapuslah air matamu, dan lihatlah ketempat dimana perahu adikmu tenggelam, disitu kau akan melihat satu keajaiban dunia, perahu adikmu akan muncul kembali berupa pulau. “ Inilah sebagai pertanda bagi keturunanku di kemudian hari betapa tulus dan mulia pengorbanan adikmu, tidak pernah mau membuat saudaranya malu dan terhina dihadapan orang “.
 
Tiba-tiba Lau Raja tersadar dan melihat dimana perahu adiknya tenggelam, dengan rasa kaget dia melihat apa yang dibisikkan oleh ibunya. Timbulnya pulau itu membuat Lau raja merasa adiknya Nantinjo serasa hidup kembali, dan dia berjanji pada diri sendiri bahwa ia beserta seluruh keturunannya harus menjaga dan merawat serta menyayangi pulau itu, sebagaimana dia menyayangi adiknya. Lau Raja memberi nama pulau itu “Pulau Malau”.

Yoga, Gerakan Propaganda Setan

Catatan:
Sebelum berita di bawah ini muncul, saya sudah mendapatkan informasi bahwa yoga itu memang pekerjaan iblis yang bersembunyi di balik penyembuhan, (Buku: Rahasia Kesembuhan Ilahi, Rev. Tony Daud)


TEMPO.CO, Vatikan - Pastor Gabriel Amorth telah melakukan lebih dari 70.000 eksorsisme (pengusiran setan) dalam kapasitasnya sebagai Kepala Exorcist di Vatikan. Pria berusia 85 tahun itu telah menjabat posisi itu selama 25 tahun sejak ditunjuk oleh mendiang Paus Yohanes Paulus II.

Pada konferensi hari ini, ia mengejutkan para delegasi dengan mengungkapkan beberapa kebenciannya, yaitu yoga dan Harry Potter.

Amorth, yang sering blak-blakan, mengatakan, "Mempraktekkan yoga membawa kejahatan seperti membaca Harry Potter. Mungkin kedua hal itu tampak tidak berbahaya, tapi keduanya berurusan dengan sihir dan mengarah pada kejahatan."

"Yoga adalah pekerjaan iblis. Anda pikir Anda melakukan hal itu untuk peregangan pikiran dan tubuh, tapi itu mengarah ke agama Hindu. Semua agama-agama oriental ini didasarkan pada keyakinan palsu reinkarnasi," ujarnya.

Amorth berbicara tentang subyek People and Religion di Umbria Film Festival di Terni. Ia mengungkapkan kebenciannya kepada penyihir muda karya J.K. Rowling itu.

"Orang-orang berpikir itu adalah sebuah buku yang aman bagi anak-anak, tapi itu tentang sihir dan mengarah pada kejahatan. Dalam Harry Potter, iblis sedang bekerja dalam cara yang cerdik dan licik, ia menggunakan kekuatan yang luar biasa dari sihir dan kejahatan."

"Setan selalu tersembunyi dan hal yang diinginkannya lebih dari apa pun adalah orang percaya bahwa dia tidak ada. Dia mempelajari setiap orang dan kecenderungan kita terhadap kebaikan dan kejahatan dan kemudian ia menggoda kita."

"Saran saya kepada orang-orang muda untuk mewaspadai klub malam karena jalurnya selalu sama: alkohol, seks, narkoba, dan sekte setan."

Ini bukan pertama kalinya Amorth mengungkapkan pandangannya yang menyisakan polemik itu. Tahun lalu, ia mengatakan bahwa skandal seks yang sedang menggoyang gereja Katolik adalah bukti bahwa 'iblis sedang bekerja di Vatikan."

Sementara di tahun 2006, Amorth, yang ditahbiskan menjadi pastor pada tahun 1954, memberikan wawancara kepada Radio Vatikan di mana dia mengatakan bahwa pimpinan Nazi, Adolf Hitler, dan diktator Rusia, Josef Stalin, dimiliki oleh Iblis.

Menurut dokumen rahasia Vatikan yang baru-baru ini dirilis, Paus Pius XII mencoba melakukan 'eksorsisme jarak jauh' terhadap Hitler, tetapi gagal.

Ini juga bukan pertama kalinya Amorth, yang merupakan Presiden Asosiasi Internasional Pengusir Setan, telah berbicara menentang Harry Potter.

Menanggapi pernyataan Amorth, Vanda Vanni dari Asosiasi Yoga Italia, mengatakan, "Sebuah praktek setan? Tuduhan Pastor Amorth adalah sepenuhnya tanpa dasar."

"Ini adalah hal yang keterlaluan untuk dikatakan--yoga bukanlah agama, melainkan disiplin spiritual. Ini adalah tentang kebebasan dan pencarian untuk menemukan bagian dalam seseorang. Ini tidak menyentuh agama dan tidak ada hubungannya dengan sekte-sekte setan, juga tidak mendorong orang untuk bergabung dengan mereka."

Giorgio Furlan, yang mengelola Akademi Yoga di Roma, mengatakan, "Ada beberapa jalan yoga yang mengarah kepada Hindu, tetapi jalur-jalur lain lebih filosofis, mereka tidak ada hubungan langsung dengan agama dan tentu saja tidak ada hubungan dengan setanisme.

"Mengatakan hal-hal tersebut menunjukkan Anda tidak tahu apa yang Anda bicarakan. Yoga mengontrol impuls kekerasan dari sistem saraf dan bawah sadar. Jujur, bagi saya ia memiliki pengaruh membawa saya lebih dekat ke agama Kristen dan khususnya gereja Katolik yang telah saya tinggalkan ketika masih muda."

DAILY MAIL | EZ

Rabu, 23 November 2011

Proposal Otorita Danau Toba

Oleh: Efendy Naibaho via Dukung Otorita Danau Toba Group, Facebook.

I.Latar Belakang

Kawasan Danau Toba merupakan situs sejarah dunia sekaligus salah satu keajaiban dunia. Oleh karena itu wajib dijaga dan dilestarikan sepanjang masa. Dari segi geografis, geologi, budaya dan sosial, Kawasan Danau Toba memiliki karakteristik unik yang berbeda dengan ekosistem daratan rendah dan sistem ekologi daerah lainnya. Kondisi ini membuat kita l...ayak untuk berbangga hati karena Danau Toba ada di “pekarangan” kita.

Secara tata pemerintahan, di seputar Danau Toba terdapat 7 kabupaten yaitu Kab. Samosir dengan jumlah pemduduk 131.205 jiwa, Kab. Tobasa dengan jumlah penduduk 185.000 jiwa, Kab. Tapanuli Utara dengan jumlah penduduk 300.100 jiwa, Kab. Humbang Hasundutan 180.500 jiwa, Kab. Dairi dengan jumlah penduduk 268.780 jiwa, Kab. Tanah Karo dengan julmlah penduduk 326.000 jiwa, Kab. Simalungun dengan jumlah penduduk 874.904 jiwa.

Kawasan Danau Toba merupakan sebuah kawasan daerah tangkapan air yang sangat vital bagi kehidupan warga di Provinsi Sumatera Utara. Ratusan aliran sungai dari 7 kabupaten di kawasan seputar kawasan Danau Toba bermuara ke Danau Toba.

Dikelilingi perbukitan dan pegunungan yaitu Gunung Pusuk Buhit, Gunung Sinabung, Gunung Sibayak, Gunung Simanuk-manuk dan dengan air hangatnya yang asri, antara lain Air Hangat Bona ni Dolok (Samosir), hutan dan hamparan daerah pertanian sekeliling kawasan Danau Toba, sehingga menciptakan keseimbangan iklim yang alamiah. Di sisi lain kawasan ini juga rentan dan di beberapa titik sebagai jalur gempa. Debit air yang keluar dari outlet Sungai Asahan jelas terbukti sebagai pembangkit tenaga listrik (PT. Inalum) yang bertenaga besar dan masih banyak aliran sungai lainnya yang bisa dimanfaatkan sebagai tenaga pembangkit listrik. Memiliki potensi beberapa jenis pertambangan, dll.
Demikian juga dari segi budaya, memiliki beragam budaya dan seni karena dihuni beberapa etnik suku Batak (Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, dan Batak Pakpak). Kabupaten Samosir dengan Sianjur Mula-Mula-nya dibawah Gunung Pusuk Buhit yang diyakini banyak orang Batak sebagai asal-muasal Si Raja Batak.
Danau Toba sebagai salah satu tujuan pariwisata mancanegara di dunia memilki karakteristik yang unik dan menakjubkan, sangat kaya dan beragam variasi wisata yang dapat dikermbangkan sebagaimana dikenal di daerah lainnya.
Antara lain: keindahan alam, wisata alam, berbagai perlombaan di atas danau, wisata budaya, wisata rohani, dll. Tidak berlebihan bila dianalogikan ”Kawasan Danau Toba Sorga Yang Membumi”. Ada pepatah Batak menyatakan : ” Unang ma mate ho molo ndang dope diliati ho Tao Toba” (Janganlah tinggalkan dunia ini sebelum Anda mengelilingi Danau Toba ).

Di sisi lain, paskareformasi di Indonesia terutama sejak terjadinya ”Tragedi Bali”, kepariwisataan di Danau Toba terus-menerus merosot – tidak bangkit-bangkit dan tidak bergairah. Keadaan ini tentu menimbulkan implikasi luas terhadap kepariwisataan di Danau Toba, kesejahteraan rakyat dan devisa negara.

Luasnya kawasan Danau Toba dan tingginya potensi yang terkandung di dalamnya membuat masyarakat semakin gelisah melihat kondisi Danau Toba saat ini. Pemekaran kabupaten yang ada disekitar Danau Toba selama ini diyakini mampu menggairahkan ekonomi masyarakat dan membangkitkan pembangunan di sekitar Danau Toba namun kenyataanya masih jauh dari harapan. Masing-masing kabupaten yang ada disekitar kawasan Danau Toba terkesan tidak berdaya melakukan perbaikan Danau Toba.
Terbukti sampai saat ini, degradasi lingkungan hidup masih terus berlangsung, pariwisata masih tetap lesu dan pembangunan infrastuktur belum juga tampak signifikan.

Berdasarkan data yang ada, 85 s/d 95 % penduduk di-7 kabupaten di seputar Danau Toba adalah petani. Tetapi sampai saat ini, pertanian di kawasan Danau Toba belum memiliki satu pun jenis produk unggulan yang mampu bersaing di pasaran.

Oleh karena itu, masyarakat yang tergabung didalam Forum Peduli Danau Toba melakukan seminar “OTORITA DANAU TOBA” untuk menyuarakan kepada Pemerintah agar segera dibentuknya Badan Otorita Danau Toba yang diatur dengan Undang-Undang sebagai solusi untuk memajukan kawasan Danau Toba sehingga terhindar dari ancaman kehancuran. Badan Otorita diyakini akan lebih mampu melakukan perubahan kearah yang lebih baik karena diatur dengan Undang-Undang sehingga lebih memungkinkan melakukan pembangunan secara terpadu, komprehensip dan berkesinambungan.

Hal ini berbeda dengan keberadaan Peraturan Presiden (Perpres) pada tahun 2010 yang lalu tentang penetapan Kawasan Danau Toba sebagai Kawasan Strategis Nasional.

II. Tujuan

A. Tujuan Umum

Membangun pemahaman besama dan komitmen bersama berbagai pihak yang peduli terhadap kawasan Danau Toba sebagai salah satu situs sejarah dunia.

B. Tujuan Khusus

Menggali gagasan, ide, berbagai pihak untuk medorong terealisaikannya Badan Otorita Danau Toba yang berdimensi industry pariwisata dan ekonomi kreatif serta berbasis pada budaya, kearifan local, lingkungan hidup, menyejahterakan rakyat dan menjamin kehidupan yang berkelanjutan.

III. Hasil yang Diharapkan

Adanya rumusan pokok-pokok pikiran “Badan Otorita” yang berdimensi industry pariwisata dan ekonomi kreatif.

IV. Peserta

Peserta sebanyak 100 orang yang mewakili NGO, OR, Mahasiswa, Akademisi, Pemerintah (legislatif dan eksekutif), pimpinan media cetak dan elektronik.

V. Narasumber :

1. Gubernur Sumatera Utara, memaparkan tentang Danau Toba di masa Penjajahan, Orde Lama, Orde Baru dan di masa Reformasi,

2. Menteri Dalam Negeri memaparkan pentingnya Badan Otorita sebagai “motor” pembangunan kawasan Danau Toba,

3. Parlindungan Purba (DPD), memaparkan tentang intervensi anggaran dan intervensi politik terhadap Badan Otorita,

4. Otorita Batam, Dampak positif-Negatif Badan Otorita (Study kasus Otorita Batam).

5. Emy Hafid, memaparkan Kawasan Danau Toba ditinjau dari perspektif situs keajaiban dunia.

6. DR. Sihar PH Sitorus, memaparkan tentang peluang investasi di Danau Toba

7. Mahfud MD, memaparkan Undang-Undang Otorita sebagai landasan pengelolaan Danau Toba.

VI. Moderator :

Marim Purba dan Mangaliat Simarmata l Mindo Siagian

VII. Penanggungjawab :

Forum Peduli Danau Toba

VIII. Waktu pelaksanaan dan Tempat :

Jumat, 9 Desember 2011 di Aula Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan

Pukul : 08.00 – 18.00 WIB


VII. Penutup

Demikianlah proposal ini disampaiakan sebagai bahan acuan pelaksanaan seminar “Pembentukan Badan Otorita Danau Toba” ini. Atas perhatian dan dukungan semua pihak kami ucapkan banyak terima kasih.

Medan, 9 November 2011

Forum Peduli Danau Toba

Efendy Naibaho

Ketua

Danau Toba Tercemar Limbah Pakan Ikan

Oleh: Saouth Nainggolan via KPKS Group Facebook.

Perusaan yang mengelola budi daya ikan tawar yang memiliki 1.347 unit Keramba Jaring Apung (KJA) untuk budidaya ikan, dengan memanfaatkan total luas kawasan Danau Toba sekitar 9,06 hektar. Perusahaan tersebut seperti yang pernah diutarakan anggota DPD asal Sumut Parlindungan Purba bahwa ada sekitar 100 ton pakan ikan yang masuk ke Danau Toba setiap harinya. Apakah semua itu terserap atau
dimakan oleh ikan yang ada di jaring kerambah tersebut? Dari hasil penelitian yang dilakukan pemerhati lingkungan hidup, bahwa ada sekitar 30% pakan ikan tersebut yang terbuang ke danau toba. Yang diyakini semakin memperparah ekosistem dan pencemaran air danau. Bahkan mereka mengatakan bahwa tingkat pencemaran Danau Toba sudah berada dalam tahap kritis. Jika tidak ditangani secara serius pencemaran ini akan menimbulkan gangguan pada kesehatan masyarakat setempat. Gangguan tersebut dapat saja mengakibatkan lemah otak. Salah satu indikator tercemarnya danau toba adalah meningkatnya kadar Nitrogen. Nitrogen tersebut bersumber dari protein yang terkadung dalam pakan ikan yang tidak terserap ikan yang terbuang ke Danau Toba. Nitrogen tersebut terpecah menjadi amoniak dan di ikuti perubahan menjadi Kalium. Zat ini akan sangat membahayakan jiwa manusia jika dikonsumsi. Gejala pencemaran tersebut sudah terlihat jelas seperti pada November 2004. Puluhan juta ikan Mas mati secara serentak yang di akibatkan oleh virus koi herpes. Awal 2008 juga meresahkan warga setelah menemukan banyak jamur pada kulit ikan. Yang lebih menkawatirkan lagi adalah ikan yang hidup bebas juga terjangkit virus. Bahkan menurut sumber dari tempat budidaya tersebut masih ada ikan mas yang ukurannya sama namun matanya lebih besar, bahkan menyeramkan.

Kamis, 03 November 2011

Dukung Otorita Danau Toba

Sebuah forum di jejaring sosial facebook yang menggagas dijadikannya kawasan danau Toba menjadi sebuah kawasan yang mendapat perhatian khusus/otorita. Adalah seorang tokoh Samosir, Efendy Naibaho yang memiliki gagasan ini. Efendy Naibaho, seorang mantan wakil rakyat sudah menunjukkan komitmen dan atensi terhadap kelestarian Danau Toba sejak beberapa tahun lalu. Beliau berhasil menggalang massa lewat milis dan jejaring sosial untuk mengadakan pembersihan sekitar pantai danau yang indah ini. Untuk mencapai cita-citanya, maka beberapa saat yang lalu beliau menciptakan sebuah Group Dukung Otorita Danau Toba di Facebook. Sebelumnya juga Efendy Naibaho sudah aktif di Gerakan Peduli Danau Toba dan memiliki Yayasan Pusuk Buhit. Kelompok/forum ini adalah kumpulan orang yang perduli terhadap kawasan Danau Toba yang terdiri dari banyak Kabupaten semisal, Tobasa, Karo, Simalungun, Humbang Hasundutan.

Dalam waktu tidak beberapa lama, sudah bergabung banyak intelektual yang berasal dari daerah-daerah kawasan Danau Toba ini, semisal Jansen Sinamo yang dikenal sebagai Guru Etos Kerja. dan dalam waktu dekat Forum Dukung Pembentukan Otoritas Danau Toba ini akan segera dibadan hukumkan dalam bentuk Lembaga Swadaya Masyarakat.

Berikut ini kutipan dari keperduliannya.

Danau Toba sekarang menangis, banyak bebannya. Salah satu upaya yang harus dilakukan pemerintah adalah dengan membentuk sebuah otorita, namanya Otorita Danau Toba. Otorita ini nantinya yang mengelola kebijakan menyangkut danau tersebut, pemakaian air, penggunaan, pemeliharaan dan lainnya yang berhubungan dengan Danau Toba dengan segala luasan dan masalahnya.

Otorita Asahan yang sudah ada, sudah waktunya juga ruang lingkup kerjanya diambil-alih Otorita Danau Toba ini sehingga masalah dan permasalahan Danau Toba semakin ter-cover.   

Ayo kita dukung Pembentukan Otorita Danau Toba dengan meng-klik setuju terhadap grup ini dan menyurati pemerintah dengan lembaga, yayasan, forum atau apapun  namanya milik siapapun yang Cinta Danau Toba.

Yayasan Pusuk Buhit yang kami kelola, sudah menyurati Presiden RI dan Ketua DPR RI terkait Danau Toba ini. Surat terbukanya bisa diklik di http://www.facebook.com/groups/235049773216961/doc/235054519883153/www.pusukbuhit.com sedang Forum Peduli Danau Toba yang juga kami kelola, sudah pernah membuat acara Bersih-bersih Danau Toba dengan para fesbuker sebagai relawannya. 

Kalau tidak sekarang, kapan lagi?

Salam Danau Toba


Efendy Naibaho

mobile: 0819 600 0819
            0812 64 19 1119

telefon: 061 - 732 56 32
            0626 - 20019

email: efendynaibaho@ymail.com
======================================================================

forum peduli danau toba ini adalah forum bagi siapa saja yang peduli terhadap danau toba: rakyat, ekosistem, pariwisata, budaya, ekonomi, sarana & prasarana dan lain-lain yang berhubungan dengan danau toba.

danau -- luasnya 110.260 ha-- ini dimiliki kabupaten samosir, humbang hasundutan, toba samosir, tapanuli utara, simalungun, karo, dairi di provinsi sumatera utara, indonesia.

ada sekitar 656.872 jiwa penduduknya yang bermukim di perairannya atau di kawasan ekosistemnya.

bagaimana agar danau toba ini benar-benar bisa maksimal untuk hidup dan kehidupan kita? kami usulkan dan berupaya agar danau toba dijadikan sebuah otorita dengan mengusulkan ruu otorita  danau toba.

pengajuan ruu tersebut ada dua: lewat pintu dpr dan rakyat. kalau rakyat, dibuat dulu seminar dan ada kertas kerja dari sebuah universitas.

syukur2 usu atau universitas hkbp nommensen atau universitas simalungun mau melaksanakannya.

mengapa harus uu? kalau perda provinsi, anggarannya akan terbatas dari apbd provinsi, juga kalau perda kabupaten. kalau uu, anggarannya dari apbn.

ayo, kita selamatkan danau toba.

salam,

efendy naibaho

Samosir menuju Sejahtera

Saat ini semakin banyak masyarakat Samosir yang menaruh perhatian terhadap perjalanan pembangunan di wilayahnya. Banyak kelompok, forum yang menyatakan kepeduliannya terhadap kampung halamannya. Dan jejaring sosial seperti Facebook pun dimanfaatkan untuk mengumpulkan massa, kolega atau orang-orang yang memiliki perasaan yang sama, yakni bagaimana membawa Samosir menuju sejahtera. Sekalipun, di dalam perkembangannya, di dalam forum atau kelompok-kelompok ini terjadi diskusi, debat yang cukup menunjukkan bahwa pesertanya memiliki perhatian terhadap kampung yang telah membesarkannya. Yah, mungkin perdebatan hangat terjadi menyusul ketidak puasan terhadap pengelolaan penguasa terhadap pembangunan daerah. Ketidak adilan sosial yang dirasakan tidak mencapai titik yang diharapkan. Jadi, adalah hal yang lumrah jika kekecewaan tertumpahkan di forum-forum jejaring sosial.

Bagaimana sebenarnya keluhan, pendapat para pemerhati Kabupaten Samosir ini? Berikut saya kutip dari topik diskusi di Komunitas Peduli Kabupaten Samosir yang disampaikan oleh Tagor Sidabutar.


Sebuah renungan tentang pengembangan pariwisata DANAU TOBA
Setelah melihat perkembangan wisata alam dan budaya yang terjadi akhir2 ini di daerah sekitar DANAU TOBA, membuat ku mengambil kesimpulan bahwa DANAU TOBA sudah mati suri dalam bidang kepariwisataan.
Akan tetapi, kita masih optimis, bahwa hal itu masih dapat di recovery apabila ada niat dan terobosan baru.
Sebagai bahan pemikiran awal dari saya, adalah sbb : 
1. Bentuk suatu badan otorita, contoh : OTORITA PENGEMBANGAN DAERAH PARAWISATA DANAU TOBA ( OPDPDT ). 
2. Stake holder badan tsb adalah daerah / kab tk 2 yg bersinggungan dengan Danau toba.
3. Sbg personil awal nya adalah utusan dr dinas2 pariwisata yg ada di kab terkait.
4. Cari kepala badan otorita tsb yaitu praktisi pariwisata atau akademisi bidang pariwisata yang ber kompeten.
5. Tugas2 nya adalah mengkampanyekan sadar wisata thdp masyarakat setemat dan promosi wisata dgn ketja sama dengan pem prov dan kementerian pariwisata.
Mohon tanggapan.
Mauliate.


Dan ada masukan-masukan (ide) yang menginginkan sebuah pulau kecil Tulas dijadikan saja sebagai pusat judi (Edward Simanungkalit).
Pulau Tulas adalah sebuah pulau yang tidak ditempati orang. Pulau tersebut berada di wilayah Kabupaten Samosir. Pulau ini tentulah sangat baik dijadikan sebagai tempat khusus yang dapat mendatang uang bagi Kabupaten Samosir. Uang itu dapat dipergunakan untuk membangun kabupaten Samosir tentunya. Kalaulah seandainya pulau tersebut dijadikan menjadi tempat perjudian yang mengundang orang dari daerah lain termasuk dari luar negari seperti Singapura, Penang, dll. Tempat tersebut dijadikan seperti Genting di Malaysia, Hongkong, dan tempat-tempat lain di mana pulau Tulas terpisah dari daerah lain, sehingga perjudian hanya berlangsung di dalam pulau tersebut. Bagaimana pendapat angka lae dan ito? Horas ...