Rabu, 23 November 2011

Proposal Otorita Danau Toba

Oleh: Efendy Naibaho via Dukung Otorita Danau Toba Group, Facebook.

I.Latar Belakang

Kawasan Danau Toba merupakan situs sejarah dunia sekaligus salah satu keajaiban dunia. Oleh karena itu wajib dijaga dan dilestarikan sepanjang masa. Dari segi geografis, geologi, budaya dan sosial, Kawasan Danau Toba memiliki karakteristik unik yang berbeda dengan ekosistem daratan rendah dan sistem ekologi daerah lainnya. Kondisi ini membuat kita l...ayak untuk berbangga hati karena Danau Toba ada di “pekarangan” kita.

Secara tata pemerintahan, di seputar Danau Toba terdapat 7 kabupaten yaitu Kab. Samosir dengan jumlah pemduduk 131.205 jiwa, Kab. Tobasa dengan jumlah penduduk 185.000 jiwa, Kab. Tapanuli Utara dengan jumlah penduduk 300.100 jiwa, Kab. Humbang Hasundutan 180.500 jiwa, Kab. Dairi dengan jumlah penduduk 268.780 jiwa, Kab. Tanah Karo dengan julmlah penduduk 326.000 jiwa, Kab. Simalungun dengan jumlah penduduk 874.904 jiwa.

Kawasan Danau Toba merupakan sebuah kawasan daerah tangkapan air yang sangat vital bagi kehidupan warga di Provinsi Sumatera Utara. Ratusan aliran sungai dari 7 kabupaten di kawasan seputar kawasan Danau Toba bermuara ke Danau Toba.

Dikelilingi perbukitan dan pegunungan yaitu Gunung Pusuk Buhit, Gunung Sinabung, Gunung Sibayak, Gunung Simanuk-manuk dan dengan air hangatnya yang asri, antara lain Air Hangat Bona ni Dolok (Samosir), hutan dan hamparan daerah pertanian sekeliling kawasan Danau Toba, sehingga menciptakan keseimbangan iklim yang alamiah. Di sisi lain kawasan ini juga rentan dan di beberapa titik sebagai jalur gempa. Debit air yang keluar dari outlet Sungai Asahan jelas terbukti sebagai pembangkit tenaga listrik (PT. Inalum) yang bertenaga besar dan masih banyak aliran sungai lainnya yang bisa dimanfaatkan sebagai tenaga pembangkit listrik. Memiliki potensi beberapa jenis pertambangan, dll.
Demikian juga dari segi budaya, memiliki beragam budaya dan seni karena dihuni beberapa etnik suku Batak (Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, dan Batak Pakpak). Kabupaten Samosir dengan Sianjur Mula-Mula-nya dibawah Gunung Pusuk Buhit yang diyakini banyak orang Batak sebagai asal-muasal Si Raja Batak.
Danau Toba sebagai salah satu tujuan pariwisata mancanegara di dunia memilki karakteristik yang unik dan menakjubkan, sangat kaya dan beragam variasi wisata yang dapat dikermbangkan sebagaimana dikenal di daerah lainnya.
Antara lain: keindahan alam, wisata alam, berbagai perlombaan di atas danau, wisata budaya, wisata rohani, dll. Tidak berlebihan bila dianalogikan ”Kawasan Danau Toba Sorga Yang Membumi”. Ada pepatah Batak menyatakan : ” Unang ma mate ho molo ndang dope diliati ho Tao Toba” (Janganlah tinggalkan dunia ini sebelum Anda mengelilingi Danau Toba ).

Di sisi lain, paskareformasi di Indonesia terutama sejak terjadinya ”Tragedi Bali”, kepariwisataan di Danau Toba terus-menerus merosot – tidak bangkit-bangkit dan tidak bergairah. Keadaan ini tentu menimbulkan implikasi luas terhadap kepariwisataan di Danau Toba, kesejahteraan rakyat dan devisa negara.

Luasnya kawasan Danau Toba dan tingginya potensi yang terkandung di dalamnya membuat masyarakat semakin gelisah melihat kondisi Danau Toba saat ini. Pemekaran kabupaten yang ada disekitar Danau Toba selama ini diyakini mampu menggairahkan ekonomi masyarakat dan membangkitkan pembangunan di sekitar Danau Toba namun kenyataanya masih jauh dari harapan. Masing-masing kabupaten yang ada disekitar kawasan Danau Toba terkesan tidak berdaya melakukan perbaikan Danau Toba.
Terbukti sampai saat ini, degradasi lingkungan hidup masih terus berlangsung, pariwisata masih tetap lesu dan pembangunan infrastuktur belum juga tampak signifikan.

Berdasarkan data yang ada, 85 s/d 95 % penduduk di-7 kabupaten di seputar Danau Toba adalah petani. Tetapi sampai saat ini, pertanian di kawasan Danau Toba belum memiliki satu pun jenis produk unggulan yang mampu bersaing di pasaran.

Oleh karena itu, masyarakat yang tergabung didalam Forum Peduli Danau Toba melakukan seminar “OTORITA DANAU TOBA” untuk menyuarakan kepada Pemerintah agar segera dibentuknya Badan Otorita Danau Toba yang diatur dengan Undang-Undang sebagai solusi untuk memajukan kawasan Danau Toba sehingga terhindar dari ancaman kehancuran. Badan Otorita diyakini akan lebih mampu melakukan perubahan kearah yang lebih baik karena diatur dengan Undang-Undang sehingga lebih memungkinkan melakukan pembangunan secara terpadu, komprehensip dan berkesinambungan.

Hal ini berbeda dengan keberadaan Peraturan Presiden (Perpres) pada tahun 2010 yang lalu tentang penetapan Kawasan Danau Toba sebagai Kawasan Strategis Nasional.

II. Tujuan

A. Tujuan Umum

Membangun pemahaman besama dan komitmen bersama berbagai pihak yang peduli terhadap kawasan Danau Toba sebagai salah satu situs sejarah dunia.

B. Tujuan Khusus

Menggali gagasan, ide, berbagai pihak untuk medorong terealisaikannya Badan Otorita Danau Toba yang berdimensi industry pariwisata dan ekonomi kreatif serta berbasis pada budaya, kearifan local, lingkungan hidup, menyejahterakan rakyat dan menjamin kehidupan yang berkelanjutan.

III. Hasil yang Diharapkan

Adanya rumusan pokok-pokok pikiran “Badan Otorita” yang berdimensi industry pariwisata dan ekonomi kreatif.

IV. Peserta

Peserta sebanyak 100 orang yang mewakili NGO, OR, Mahasiswa, Akademisi, Pemerintah (legislatif dan eksekutif), pimpinan media cetak dan elektronik.

V. Narasumber :

1. Gubernur Sumatera Utara, memaparkan tentang Danau Toba di masa Penjajahan, Orde Lama, Orde Baru dan di masa Reformasi,

2. Menteri Dalam Negeri memaparkan pentingnya Badan Otorita sebagai “motor” pembangunan kawasan Danau Toba,

3. Parlindungan Purba (DPD), memaparkan tentang intervensi anggaran dan intervensi politik terhadap Badan Otorita,

4. Otorita Batam, Dampak positif-Negatif Badan Otorita (Study kasus Otorita Batam).

5. Emy Hafid, memaparkan Kawasan Danau Toba ditinjau dari perspektif situs keajaiban dunia.

6. DR. Sihar PH Sitorus, memaparkan tentang peluang investasi di Danau Toba

7. Mahfud MD, memaparkan Undang-Undang Otorita sebagai landasan pengelolaan Danau Toba.

VI. Moderator :

Marim Purba dan Mangaliat Simarmata l Mindo Siagian

VII. Penanggungjawab :

Forum Peduli Danau Toba

VIII. Waktu pelaksanaan dan Tempat :

Jumat, 9 Desember 2011 di Aula Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan

Pukul : 08.00 – 18.00 WIB


VII. Penutup

Demikianlah proposal ini disampaiakan sebagai bahan acuan pelaksanaan seminar “Pembentukan Badan Otorita Danau Toba” ini. Atas perhatian dan dukungan semua pihak kami ucapkan banyak terima kasih.

Medan, 9 November 2011

Forum Peduli Danau Toba

Efendy Naibaho

Ketua

1 komentar:

Alvaro Gómez Castro mengatakan...

Hi, Robert: Interesting article. Greetings